Artikel

Pahami kapalku dalam melewati badai “covid-19”

Oleh : Sophan Supandi,M.M,CPM(Asia),CPC, CHRD

Pandemic covid 19 yang kita hadapi sudah berjalan selama  satu tahun, berbagai gelombang demi gelombang yang dilalui,  ada saat gelombang  badai meninggi, tingkat penularanan  tinggi pada akhir bulan Januari, sekitar 15 ribuan orang terkena virus tersebut di Indonesia dan agak mulai menurun pada awal februari tahun ini. Ketidakpastian yang besar, walaupun vaksin sudah mulai diberikan sebagai salah satu solusi dari pademic ini, tapi entah kapan ini akan berakhir. Tidak ada yang dapat memberikan jawaban yang pasti akan selesainya wabah ini.  Covid-19, bagaikan badai yang menyerang ditengah samudra diperjalanan kehidupan kita masing-masing, tanpa membedakan status sosial, latar belakang, tingkat pendidikan, ekonomi usia, jenis kelamin, pekerjaan dan hampir semua penduduk Indonesia merasakan dampak tersebut, bahkan penduduk duniapun.

Waktu terus berjalan, kita tidak dapat menunggu sampai virus ini hilang total atau menunggu gelombang badai yang tenang baru kita melanjutkan perjalanan ini, seperti layaknya usaha yang kita jalani pada kondisi yang kurang kondusif ini, kita harus bersikap melanjutkan  perjalanan kehidupan perusahaan kita, dengan  berbagai kebiasaan baru atau kecepatan beradaptasi serta berinovasi untuk mencapai tujuannya. Maka hal yang perlu diperhatikan, bukan fokus pada masalah yang ada, tetapi solusi yang bisa kita lakukan untuk menghadapi  badai tersebut. Masalah yang dihadapi sama yaitu covid-19, tetapi yang berbeda adalah kita berada pada kapal yang berbeda-beda. Berbeda dari skala organisasi, tim yang ada, pemimpin yang berbeda, dan masih banyak perbedaan lainnya. Maka pahami kapal kita masing-masing.

Pertama, perlu memahami apa yang kita  miliki, dianologikan seperti jenis kapal  apa yang kita gunakan saat ini. Setiap kapal berbeda-beda kekuatan dan kelemahannya, dilihat dari ukuran kapal tersebut. Semakin besar kapalnya, maka semakin besar muatan yang ada didalamnya. Artinya kebutuhan personil didalam kapal tersebut diperlukan logistik makanan yang lebih besar dibandingkan kapal yang kecil. Maka penurunan pendapatan pada level berapa perusahaan tersebut, masih dapat bertahan dengan menggunakan cadangan dana yang ada, atau pilihan lainnya mengurangi kapasitas yang ada untuk dapat bertahan dan terus berjalan. Maka ukuran kapal menjadi yang kita perlu pahami,  kemampuan adaptasi yang kita miliki dan sumber daya yang ada di dalam organisasinya, misalkan  sumber daya manusia, keuangan, operasional  dan  teknologi.

Kedua, Apa  peluang dan ancaman yang ada ditengah gelombang yang ada. Pastikan bahwa ditengah wabah ini, yang dilihat sebagai ancaman dengan penurunan pendapatan  yang kena diberbagai industri, tetapi tetap saja masih ada peluang yang bisa diambil. Contoh, Pada saat restoran tidak diperboleh dibuka usahanya, tidak dapat makan ditempat “ dine in”,tetapi pesanan layanan antar” take away”  tetap bisa dilakukan. Pelatihan tatap muka “ offline” tidak diijinkan, maka secara online bisa menjadi solusinya. Pada saat hotel tidak ada tamu, maka dijadikan tempat isolasi mandiri perorangan bisa sebagai solusi untuk mendapatkan pendapatan. Jika ancaman atas pandemik ini terjadi pada industri dan khususnya perusahaan Anda, jangan fokus pada masalahnya, tetapi bagaimana solusi yang kita bisa lakukan, dengan memahami kekuatan dan kelemahan organisasi, seperti kapal yang kita tumpangi, Terus maju, pahami setiap kapal tentu memiliki kekuatan dan kelemahan dan tantangan sendiri, semakin kita paham, semakin mudah kita lewati dengan kapal tersebut. Salam Optimis untuk masa depan yang lebih baik, dengan memahami kapal kita masing-masing.

Jakarta, Februari 2021

Translate »