Setiap manusia tentunya pernah mengalami suatu ketakutan dalam perjalanan hidupnya. Tentu setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda terhadap situasi dan kondisi dalam menyelesaikan rasa tersebut.
Takut adalah bersifat sangat manusiawi, tetapi jika berlebihan akan menjadi masalah dalam mencapai tujuan hidup yang baik dan berkualitas. Bagaimana kita dapat mengatasi rasa takut tersebut didalam diri kita. Pertama, bersikap tenang dan jangan memutuskan dalam situasi ketakutan ini . Kedua, terukur akan risiko yang terjadi setelah kita mengambil suatu keputusan tersebut. Ketiga, lakukan apa yang sudah diputuskan diri Anda. Saya mendapatkan inpirasi dari seorang anak melawan rasa takutnya, dia sedang bermain memanjat pada suatu menara, pada ketinggian sekitar dua meter anak itu masih yakin bahwa dirinya bisa melakukkannya, tetapi pada saat ketinggian sudah mencapai enam meter dan tidak lagi dalam suatu tempat panjat, tetapi sudah saatnya dia harus berdiri diposisi untuk melompat kebawah. Anak tersebut sempat ragu menghadapi rasa takut tersebut, pilihan hanya dua yaitu melompat atau turun lagi lewat tangga pajat tersebut. Bentuk ketakutan tersebut, diekspresikan melalui menangis, agar mendapat perhatian dari Coach yang sedang menjaganya atau orang tuanya.
Kemudian posisi tubuhnya bukan pada tempat melompat, tetapi menempel di tangga tersebut.
Situasi ini sering juga terjadi didalam diri kita dalam menghadapi ketakutan diri kita, dengan menangis atau menceritakan kepada orang lain, yang semua tujuannya adalah meminta perhatian kepada orang tersebut guna membantunya didalam menyelesaikan rasa tersebut. Atau sebaliknya kita hanya diam dan tidak begerak, sehingga keputusan yang diambil tidak tahu yang mana ?. Sehingga dengan tidak mengambil keputusan tersebut justru, dapat juga mengganggu orang lain. Misalkan seperti anak tersebut tidak bergerak, akan menggangu yang lain yang ingin bermain untuk lompat. Keraguan yang terjadi pada saat ketakutan tersebut, apakah ada yang dipercaya, artinya anak itu juga percaya, bahwa jika dia lompat bawa dirinya tidak akan luka karena, ada tali pengaman yang tempel dibadannya, dan siapa yang memberikan motivasi bahwa bisa melakukan tersebut yaitu Coachnya. Dalam menghadapi ketakutan itu perlu ada yang dipercaya dan fakta pendukung lainnya, seperti anak tersebut, bahwa dirinya didukung dengan tali pengaman yang akan menopang tubuhnya. Sama seperti kita dalam menjalankan suatu bisnis, selalu ada juga ketakutan, seperti takut rugi, takut ditipu dan sebagainya. Semua ketakutan itu adalah suatu hal yang wajar, tetapi menjadi tidak wajar kalau itu terlalu berlebihan. Tidak bisa dikontrol dalam diri kita dan tidak berani mengambil suatu keputusan. Pada saat
posisi sedang berjalan, kondisi dan situasi bisa berubah, seperti terjadinya covid-19, yang setahun lalu. Yang mulai meredah, tetapi pada minggu ketiga bulan April,kasus covid meningkat dinegara India dan Filipina, tentunya berdampak pada kawasan asia, termasuk Indonesia.
Bagaimana tindakan yang kita ambil, tentu ketakutan ini juga akan berdampak pada perusahaan kita, tentu didalam ketakutan tersebut, bukan berarti kita tidak bisa berbuat keputusan dan melangkah, tentu dengan ketenangan, mengukur risiko, dan menjalankannya. Itu yang dapat menghilangkan rasa takut tersebut. Yang pada akhirnya anak itu melompat dan menikmati lompatan tersebut, dari rasa takut menjadi rasa kegembiraan, bagaimana dengan kita.